Thursday, April 4, 2013

rainbow




                ‘Happywood’ adalah hutan subur dengan berbagai macam tumbuhan tumbuh lebat. Pohon besar, rerumputan hijau, sungai dengan air bersih yang mengalir, semua ada. Happywood juga merupakan tempat hewan- liar berkembang biak serta mempertahankan hidup mereka dan meneruskan keturunan. Salah satu mayoritas hewan penghuni Happywood adalah kuda. Mereka hidup subur di Happywood karena tempat itu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehar-harinya.
                Kuda-kuda di sana hidup bahagia hingga pada suatu hari lahir seekor kuda yang dapat dibilang tidak normal karena ia berbeda. Tilly namanya. Bulunya berwarna putih, itu adalah hal normal untuk seekor kuda, banyak kuda di Happyood juga berwarna putih, hal yang membuatnya berbeda adalah Tilly mempunyai sebuah tanduk berbentuk spiral berukuran sedang yang terletak di dahinya, ia hanya memiliki satu tanduk. Selain berbeda dengan spesiesnya, ia juga berbeda dengan makhluk lain yang tinggal di sana karena jarang-jarang ada hewan yang memiliki satu tanduk. Kejadian seperti ini bahkan tak pernah terjdi sebelumnya di Happy wood. Dan itulah mengapa sebabnya kuda-kuda lain menjauhi Tilly.
                Suatu hari, Tilly merenung sendiri di pinggir sungai, menatap bayangan wajahnya di air, meratapi perbedaannya dengan makhluk satu spesiesnya. Bukan hanya itu yang membuat Tilly sedih tetapi orangtuanya sudah pergi berkelana. Itulah apa yang dilakukan kuda dewasa.
Dari jauh, Tilly sudah bisa mendengar suara riuh teman-teman seusianya yang sedang bermain mendekati sungai. Poppy, Splashie dan Beano. Mereka bertiga berhenti sejenak saat melihat Tilly yang sedang duduk di  tepi sungai.
“Sebaiknya, kita tidak bermain di sini” kata si kuda coklat, Beano.
“Dia berbeda, siapa tahu dia akan melukai kita” timpal Poppy si kuda poni.
“Aku tahu, makannya sebaiknya kita cepat-cepat menjauh” sambung kuda putih lainnya, Splashie.
                Mereka bertiga akhirnya pergi menjauhi Tilly. Kuda itu menghela nafasnya dengan berat.
“Kenapa aku berbeda? Kenapa aku tidak sama dengan lainnya?” Gumam Tilly dengan kesal.
Secercah cahaya muncul dari permukaan air tepat di hadapan Tilly. Wujudnya sesosok wanita bersayap yang berpendar dengan sepasang sayap di punggungnya, ia mengenakan gaun berwarna putih. Ukurannya hampir mirip dengan kurcaci yang berarti lebih kecil dari Tilly.
“Siapa kau? Kau Dewi?” Tanya Tilly penuh penasaran. Untungnya, Tilly tidak menyimpan rasa takut ketika sosok itu datang.
“Aku bukan Dewi, aku peri air Tilly. Namaku Fiona dan aku datang kemari untuk memberitahumu sesuatu,” jawab si peri air tersenyum. Ekspresi Tilly langsung murung.
“Memberitahu apa? Kalau aku berbeda? Aku juga sudah tahu,” keluhnya.
Peri air tersenyum mengangkat dagu Tilly yang sedang menunduk. “Bukan, memberitahumu bahwa kau spesial,” jelasnya.
“Maksudmu?”
“Kau mungkin tak bisa berkelana karena kau takut dengan kenyataannya bahwa kau berbeda. Tapi sesungguhnya kau bisa membuat hal yang membuat seluruh makhluk di dunia tersenyum”
“Sungguh? Apa?” Tanya Tilly antusias.
“Sesungguhnya aku tidak bisa memberitahumu sepenuhnya. Aku hanya akan memberi bocoran kalau kau bisa terbang dan melakukan sesuatu di atas sana” kata si peri air.
“Yang benar saja? Bagaimana caranya? Aku bukan kuda bersayap yang bernama pegasus” kata Tilly.
“Sungguh, kau bisa mencobanya lari sedikit, tanamkan kepercayaan bahwa kau bisa terbang, tutup matamu lalu terbang. Dan kalau kau mau tahu nama spesiesmu. Unicorn artinya satu tanduk” kata peri air memberitahu.
“Aku akan mencobanya sekarang” seru Tilly bersemangat.
                Peri air tersenyum melihat unicorn itu mempunyai semangat yang besar juga. Tilly mulai berlari kecil, lalu ia menutup matanya dan meyakini bahwa dirinya bisa terbang walau tanpa sayap. Perlahan, Tilly merasa bahwa kakinya sudah tidak menyentuh permukaan tanah. Tilly membuka matanya dan melihat kalau dirinya sudah berada di atas. Peri air menyemangatinya dari bawah, seulas senyum atau mungkin senyum asli yang pertama terukir di wajah Tilly. Sesaat kemudian, ia tidak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya jatuh kembali ke tanah.
“Kau harus sering berlatih,” kata peri air tertawa kecil. Tilly hampir merona dibuatnya.
“Terima kasih, aku akan terus mencoba” balas Tilly.
“Bagus. Hanya sedikit pesanku, berhati-hatilah. Diluar sana terlalu banyak bahaya-“
“Kau mau ke mana?” Seru Tilly ketika melihat peri air hampir kembali ke dalam air.
“EH, aku sudah dipanggil. Berhati-hati dan semoga beruntung, unicorn. Jagan takut menjadi berbeda” teriak si peri air hingga akhirnya ia kembali lagi ke asalnya.
                Sejak saat itu Tilly mulai tidak takut lagi menjadi berbeda. Ia pulang ke perkampungan kuda lalu menyebut-nyebut kalau ia adalah unicorn yang membuat kuda-kuda lain berpikir bahwa Tilly sudah gila. Tilly selalu berlatih namun peri air tak pernah datang lagi padanya hingga ia dewasa dan siap untuk berkelana. Semangat itu menjadi pudar tergantikan oleh keraguan Tilly terhadap kemampuannya sendiri.
                “Aku akan mencoba. Aku akan mulai berkelana” gumam Tilly pada dirinya sendiri.
Seiring berjalannya waktu serta tempat yang pernah Tilly kunjungi. Ia sadar bahwa bukan hanya ia satu-satunya unicorn di dunia ini, ia menemukan banyak teman dan hal itu membuatnya tak kesepian. Namun sayang Tilly belum bisa menemukan apa yang mampu ia perbuat hingga membuat semua makhluk di dunia ini tersenyum.
                Nasihat untuk berhati-hati yang peri air Fiona sampaikan-namun tak diceritakan- ternyata juga merupakan ancaman yang benar-benar serius untuk bangsa unicorn. Manusia mulai memburu unicorn karena menurut rumor dan isu yang disebarkan oleh manusia, darah unicorn dapat membuat manusia hidup abadi. Bayangkan saja siapa yang tidak tertarik.
“Kenapa kau terlihat murung?” Tanya Izzy, teman baru Tilly.
“Aku unicorn payah, aku tak bisa berbuat apa-apa” jawab Tilly sedih.
“Tilly menjadi unicorn itu bukan tentang apa yang kau bisa lakukan untuk orang lain. Hal pertama yang harus kau lakukan adalah mulai percaya pada keajaibanmu sendiri.” Balas Izzy tersenyum.
“Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita terbang?” Ajak Tilly. Izzy mengangguk kemudian mereka terbang.
                Jejak terbang mereka menyisakan warna-warna indah di langit selepas hujan. Pelangi. Warna yang dibuat oleh unicorn ketika mereka terbang melintasi angkasa. Itulah sebabnya pelangi sangat jarang muncul, karena unicorn juga sudah banyak diburu oleh manusia.


makes no sense. i know. this is still bad, i know. but however if you're going to repost this. give credit please.